Lampah

Banyuwangi dan Framing Mistis oleh Media (3)

Banyuwangi dan Framing Mistis oleh Media (3)

Meskipun bukan pertama kalinya mengunjungi kota Banyuwangi, tetapi saya berusaha menyegarkan suasana kota dengan mencari destinasi, tempat menginap, dan transportasi yang baru. Kawan perjalanan saya bertugas untuk mencari sarana transportasi kepada salah satu sanak saudaranya yang kebetulan warga Banyuwangi. Namun, alangkah terkejutnya saya ketika menyimak percakapan mereka yang beberapa kali menyebut kata “dukun santet” bersamaan dengan membahas lokasi tertentu. Dari gaya bicara mereka, terdengar bahwa frasa “dukun santet” dan “santet” menjadi bahan candaan. Meskipun demikian, kawan saya hanya mengiyakan saja ketika saudaranya menyatakan bahwa dia bersedia mengantar ke lokasi yang dituju, kecuali ke hutan bagian dalam Alas Purwo. Wah, memangnya…
Read More
Perjalanan ke Ujung Timur Pulau Jawa: Mengeja Yang Sakral (2)

Perjalanan ke Ujung Timur Pulau Jawa: Mengeja Yang Sakral (2)

Untuk sampai ke Pantai Bama dari tempat tinggal di Bandung, saya harus menempuh perjalanan dengan menggunakan kereta hampir 20 jam lebih. Perjalanan dilakukan dengan menggunakan dua rute kereta api. Pertama, kereta Bandung – Yogyakarta, lalu disambung kereta Yogyakarta – Banyuwangi (Stasiun Ketapang) kemudian dilanjutkan dengan menggunakan mobil. Selama dalam perjalanan, saya menemukan pemandangan pegunungan, lengkap dengan air terjun ataupun pesawahan. Pun di dekat tempat tinggal. Saya sangat akrab dengan pemandangan tersebut dibandingkan dengan pemandangan di ujung timur pulau Jawa ini. Tentu saja, pemandangan khas pegunungan semacam itu sudah biasa bagi saya.  Sehingga, ketika ibu pemilik homestay yang kami sewa terdengar…
Read More
Perjalanan Ke Ujung Timur Pulau Jawa: Menghayati Kekayaan Alam Hayati (1)

Perjalanan Ke Ujung Timur Pulau Jawa: Menghayati Kekayaan Alam Hayati (1)

Menyambangi Banyuwangi yang terletak di ujung timur pulau Jawa untuk yang ketiga kalinya telah membawa pada sisi cerita yang lain. Kunjungan pertama pada 2019, Banyuwangi, atau tepatnya pelabuhan Ketapang, hanya sebagai transit sebelum menyeberang ke pulau Bali. Tak ada pemandangan yang dapat dilupakan saat itu, kecuali kesibukan pelabuhan Ketapang di malam hari. Sedangkan pada kunjungan kedua pada 2023, mulailah tersingkap informasi yang mengantarkan pemahaman betapa Banyuwangi merupakan lokasi yang luas, kaya, dan penuh cerita.  Pada kali kedua, penjelajahan utama dilakukan di Taman Nasional Baluran. Masyarakat memberi nama yang puitis untuk Taman Nasional Baluran ini, yaitu “Savannah dari Jawa”. Baik padang…
Read More
Perjalanan Dalam Imajinasi Inklusivitas Agama: Praktik Epoche

Perjalanan Dalam Imajinasi Inklusivitas Agama: Praktik Epoche

Terlampau sulit untuk melepaskan imaji Bali sebagai kota pariwisata, mengingat promosi di dalam maupun luar negeri begitu massif menawarkan keindahan budaya Bali. Selepas dari kereta api yang saya tumpangi dari Yogyakarta sampai Banyuwangi, travel datang menjemput. Perjalanan menunju Denpasar akan ditempuh selama beberapa jam, termasuk menyebrang dari Ketapang menuju Gilimanuk. Waktu penyebrangan dari Ketapang ke Gilimanuk pada tengah malam membuat pemandangan laut sama sekali tidak tampak. Namun, Perkenalan dengan beberapa penumpang di atas kapal penyebrangan selalu menyenangkan, terutama jika menjumpai sesama traveler perempuan. Pertanyaan umum jika bepergian, seperti saat ini, “Ada acara apa di Bali? Liburan atau bekerja?” Dengan mantap…
Read More
Perjalanan Dalam Imajinasi Inklusivitas Agama

Perjalanan Dalam Imajinasi Inklusivitas Agama

Dengan kereta malamKu pulang sendiriMengikuti rasa rinduPada kampung halamankuPada Ayah yang menungguPada Ibu yang mengasihiku Perjalanan - Franky & Jane Perjalanan Kereta Malam, begitulah judul dari nukilan lirik lagu Franky & Jane yang diciptakan pada 1978. Lagu tersebut melegenda. Lagu yang teramat sendu dengan lirik yang lirih, biasa saya nikmati dari radio di ruang tengah rumah puluhan tahun lalu. Biasanya, volume suara radio dipasang cukup tinggi jika tengah memutar lagu. Lirik lagu tersebut mengisahkan pengalaman seorang perempuan yang hendak pulang kampung, lalu bersua dengan sesama penumpang. Jika dibayangkan, si aku kemudian bertegur sapa dengan penumpang yang lain, yaitu seorang ibu…
Read More
Tiga Serangkai  Makassar

Tiga Serangkai Makassar

[Kisah Lawatan Makassar, bagian I] 28 Juli 2018, untuk ketiga kalinya saya mengunjungi Kota Makasar. Ada agenda organisasi , sekaligus ada tarikan khusus untuk berkunjung ke wilayah-wilayah khas di ujung kaki bagian selatan dari Pulau Sulawesi, Kerinduan untuk menggali kisah dan khazanah di Pulau Celebes. Kawan-kawan Makasar mengundang saya berkunjung ke sebuah Pulau persis di sebarang Pelabuhan Makasar. Memandang lautan lepas, mendengar deburan ombak, memandang langit tanpa watas, melambungkan sebuah imajinasi perihal wilayah itu di kala lampau. Saya membayangkan, seseorang dengan dada bidang, tubuh tinggi besar dan sorot mata tajam berdiri gagah di geladak kapal di Bandar Sombaopu. Juli adalah…
Read More
Menengok Negeri Hamzah Fansuri dalam Lembaran Aktivitas Tektonik

Menengok Negeri Hamzah Fansuri dalam Lembaran Aktivitas Tektonik

Salah satu naskah karya Hamzah Fanshuri. Di baris ketiga dari atas, terdapat kata bertuliskan Hamzah Fanshuri: "Bahwa Faqir Dhaif Hamzah Fanshuri hendak menyatakan jalan kepada Allah …". Berbicara tentang Hamzah Fansuri, banyak orang menyematkan sufi tersebut dengan sebuah tempat berjuluk Fansur. Menariknya, belum ada kesepakatan di antara para ilmuwan tentang lokasi persis tempat tersebut. Hal menariknya lagi, Hamzah Fansuri hadir tiga ratus tahun selepas kejayaan kota pelabuhan tersebut. Fansur sendiri merupakan kata yang merujuk kepada komoditas spesifik bernama Barus, atau Kapur Barus. Pada abad 9-12 Masehi, sebuah pelabuhan berjuluk Barus menjadi salah satu tujuan utama pelayaran di dunia. Sesuai namanya,…
Read More
Kota Tegal dan Wayang

Kota Tegal dan Wayang

Adam adam babuh hawaSiskang danur wilisIngkang ngagelaraken cahya nur cahyaDangiang wayang wayanganipunPerlambang alam sadayaSemar sana ya danar gulingBasa sem pangangen-angenMareng ngemaraken Dzat Kang Maha TunggalWayang agung wineja wayang tunggalWayang tunggal Suluk Murwa Pewayangan “Tunggal”, “manunggal”, “Gusti”, “dalang”, dan “wayang” merupakan kosakata yang akrab semenjak belia. Kata-kata sebagai penyusun utama kalimat-kalimat Sastra Padalangan, yang disebut suluk. Saya selalu terpaku hening saat dalang melantunkan suluk dalam pentas wayang golek. Kata-kata dan suara berat sang dalang cukup menyihir. Paragraf suluk di atas biasanya dilantunkan saat pembukaan pentas, dan disebut “suluk murwa” atau “murwa” saja. Wayang adalah bayang, yakni bayangan dari kehidupan manusia. Dalam…
Read More
Arus Balik

Arus Balik

Akhir September lalu, kendati berakhiran “ber”, sebagai tanda bulan penghujan, hawa masih berasa menyengat: panas dan kering. Ini adalah masa keempat, wanci kapat, dalam sistem pranata mangsa. Transisi dari kemarau ke penghujan, terjadi di bulan ini. Transisi dengan udara membara ini ditambahi suasana “amuk”. Hawa panas setiap tanggal 30 September, G30 S PKI, yang belakangan ini ditambahi tensinya dengan adu jotos postingan di arena medsos. Di akhir September, tahun 2021 ini, kami kembali melakukan perjalanan. Blora, Cepu dan sekitarnya adalah tujuan kali ini. Blora dikenal sebagai kota kelahiran Pram--Pramoedya Ananta Toer--dan juga titik mula cerita dalam buku Jalan Pos Daendels…
Read More