syair perahu

Syair Perahu, Sebuah Risalah Tempat Berpindah

Syair Perahu, Sebuah Risalah Tempat Berpindah

Berbicara tentang Syekh Hamzah Fansuri, Syair Perahu merupakan salah satu karyanya yang cukup populer pada milenium ketiga ini. Tiga bait pertamanya sempat didendangkan oleh Rafli Kande, penyair kenamaan Aceh. Dia mendendangkan Syair Perahu torehan Syekh Hamzah Fansuri dalam album Ainal Mardhiah yang dirilisnya pada tahun 2003 silam. Di tingkat akar-rumput, syair ini banyak dilantunkan oleh masyarakat, termasuk para pemuda. Tengoklah syair ini di Youtube, maka kita bisa mendapati banyak video para anak dan remaja yang melantunkan guratan Hamzah Fansuri ini. Umumnya, mereka melantunkannya sebagai bagian dari tugas sekolah. Secara lengkap, Syair Perahu memiliki 42 bait yang masing-masing bait terdiri dari empat…
Read More
Hamzah Fansuri – Syair Perahu

Hamzah Fansuri – Syair Perahu

Bagian I Inilah gerangan suatu madah | mengarangkan syair terlalu indah | membetuli jalan tempat berpindah | di sanalah i'tikat diperbetuli sudah || Wahai muda kenali dirimu | ialah perahu tamsil tubuhmu | tiadalah berapa lama hidupmu | ke akhirat jua kekal hidupmu || Hai muda arif-budiman | hasilkan kemudi dengan pedoman | alat perahumu jua kerjakan | itulah jalan membetuli insan || Perteguh jua alat perahumu | hasilkan bekal air dan kayu | dayung pengayuh taruh di situ | supaya ... Bagian II ... laju perahumu itu || Sudahlah hasil kayu dan ayar | angkatlah pula sauh dan layar…
Read More
Hamzah Fansuri, Sang Bapak Bahasa Indonesia

Hamzah Fansuri, Sang Bapak Bahasa Indonesia

Inilah gerangan suatu madah,mengarangkan syair terlalu indah,membetuli jalan tempat berpindah,di sanalah i’tikat ‘ diperbetuli sudah Wahai muda, kenali dirimu,ialah perahu tamsil tubuhmu,tiadalah berapa lama hidupmu,ke akhirat jua kekal diammu Hai muda arif-budiman,hasilkan kemudi dengan pedoman,alat perahumu jua kerjakan,itulah jalan membetuli insan. Syair Perahu - Hamzah Fansuri Rasanya, masyarakat Modern Indonesia mampu memahami kata demi kata yang tertera pada syair tersebut. Padahal, tiga bait pertama Syair Perahu tersebut berasal dari Sumatera bagian utara pada abad ke-16, atau sekitar tahun 1500-an. Lalu, bagaimana syair-syair tersebut terasa dekat dengan masyarakat Nusantara hari ini? Demikianlah syair gubahan Hamzah Fansuri tersebut menggema di seluruh Sumatera,…
Read More