Jaringan Ulama Timur Tengah, India, dan Indonesia dan Kaitannya dengan Syatariyah di Pamijahan Abad ke-17 dalam Mengkompromikan Ajaran Wahdatul Wujud Ibnu Arabi

Jaringan Ulama Timur Tengah, India, dan Indonesia dan Kaitannya dengan Syatariyah di Pamijahan Abad ke-17 dalam Mengkompromikan Ajaran Wahdatul Wujud Ibnu Arabi

Berbicara tentang Sejarah Islam di Indonesia, tidak lepas dari warna lokal daerah yang dipengaruhi oleh kebudayaan dan agama sebelumnya, juga kebudayaan dari bangsa pembawa Islam yang juga dipengaruhi oleh agama yang dianut sebelumnya, serta periode masuknya ke daerah-daerah tertentu yang berbeda jiwa zaman “bentuk ajaran” para ulama dan rajanya. Semuanya menunjukkan kompleksnya sekaligus keunikan Islam Indonesia sebagai mayoritas agama di antara ragam agama di Indonesia. Sejak tahun 2007, saya mulai menggemari khazanah Ibnu Arabi, mulai dari perihal syariat hingga hakikatnya. Pada tahun 2015, saya mengetahui keterhubungan erat antara Ibnu Arabi (1165 – 1240 M) sebagai guru sufi dengan Ertugrul (1188…
Read More
Mengenal Paramasastra dalam “Kaluwihaning Aksara” Gubahan Ronggowarsito

Mengenal Paramasastra dalam “Kaluwihaning Aksara” Gubahan Ronggowarsito

Secara leterlek, Paramasastra berasal dari dua kata dalam bahasa Sanskerta, yaitu: Parama dan Sastra atau Shaastra. Kata Parama berarti tertinggi, terbaik, terunggul, atau Keutamaan. Adapun Sastra atau Shaastra dibangun dari dua suku kata, yaitu Shaas yang berarti memberikan petunjuk, ajaran, pedoman, atau instruksi; sedangkan Tra merupakan alat atau sarana untuk menuju tujuan tersebut. Dengan demikian, Paramasastra merupakan sarana pemberian petunjuk kepada yang utama. Lebih spesifik, kita akan coba mencari tahu apa dan bagaimana Paramasastra itu. Komunitas Sastra Lestari yang bermukim secara digital di sastra.org mengidentifikasi keberadaan tiga penyusun Paramasastra, yaitu: Paramasastra Jawa gubahan R. Ng. Ronggowarsito yang disalin oleh Padmasusastra…
Read More